Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

PATAH yang Berkah

Hai, masih semangat untuk baca celotehan anak remaja😱? maaf. ibu-ibu kekinian maksudnya😆 Baiklah, seperti janji saya di story whatsApp, bagi yang baca sih, kalo cuma di diemin aja kayak seonggok status yang tak ada gunanya, tidak apa-apa, aku santuy😪. Jadiiiii, awal mulanya kenapa bisa suka dulu deh sama puisi, karena menurutku puisi itu sakral, dituliskan dalam hal yang sederhana dengan rasa yang luar biasa, kenapa sakral karena kayak kita mau dipinang seorang laki-laki, DEG-DEGAN, sama halnya kayak saya pas lagi nulis puisi, DEG-DEGAN takut yang bacanya itu ga ngerti, walaupun puisi itu udah dikemas sepuitis mungkin, tapi karena pembaca tidak paham jadi terkesan biasa-biasa saja, padahal susah payah nulisnya, bukan begito?😚 Kebermulaan suka nulis puisi itu sejak masa putih biru, walaupun masih ada bubuk-bubuk cintanya, tapi nulis puisi jadi rutin dilakukan sampai duduk di bangku SMA dan sampai saat ini, jujur saja waktu yang paling mudah untuk mengabadikan kata-kata itu

Gusar

G usar. Berkecamuk dalam diam Merintih sakit, akibat patah seribu Katamu perpisahan tidak perlu air mata Jelas itu salah kekasih. Perpisahan bukan hanya perihal air mata, Tapi tentang luka yang tidak ada penawarnya. Sejak kau putuskan untuk menanam luka pada hatiku, Sejak itu pula malaikat telah mencatat namamu dalam lara. Cileungsi, 20 Februari 2020                                                                                                 Puisi adalah ungkapan kata-kata, tentang apa yang kau pikirkan dalam rasa yang berbeda. -wsn-

Mengulas, Si manis bergigi emas.

Gambar
Bagaimana kabarnya yang lock down? Masih sehat jiwa, raga dan dompetnya? Semoga banyak hikmah yang bisa dipetik dari lock down akibat virus covid-19 ya, guys! Hasil mencla-mencle di blog orang-orang, saya tidak akan mendalami sosok virus corona tersebut, tapi saya disini akan mengulas tentang novel kesayangan (ciye) padahal novelnya minjem hehe jadi prinsipnya tidak apa-apa buku hasil meminjam, yang penting tetap rajin membaca HEHE bukan begituuuuu guys? Mari saya buat kalian jatuh cinta sama novelnya Pramoedya Ananta Toer.  Siapakah Pram? Pramoedya dilahirkan di  Blora  pada tahun 1925  di jantung Pulau Jawa, sebagai anak sulung dalam keluarganya.Pramoedya menempuh pendidikan pada Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya , dan kemudian bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar  Jepang  di jakarta .   Pada masa kemerdekaan Indonesia, ia mengikuti kelompok militer di Jawa dan kerap ditempatkan di Jakarta pada akhir perang kemerdekaan. Ia menulis  cerpen  serta buku