PATAH yang Berkah

Hai, masih semangat untuk baca celotehan anak remaja😱? maaf. ibu-ibu kekinian maksudnya😆
Baiklah, seperti janji saya di story whatsApp, bagi yang baca sih, kalo cuma di diemin aja kayak seonggok status yang tak ada gunanya, tidak apa-apa, aku santuy😪.
Jadiiiii, awal mulanya kenapa bisa suka dulu deh sama puisi, karena menurutku puisi itu sakral, dituliskan dalam hal yang sederhana dengan rasa yang luar biasa, kenapa sakral karena kayak kita mau dipinang seorang laki-laki, DEG-DEGAN, sama halnya kayak saya pas lagi nulis puisi, DEG-DEGAN takut yang bacanya itu ga ngerti, walaupun puisi itu udah dikemas sepuitis mungkin, tapi karena pembaca tidak paham jadi terkesan biasa-biasa saja, padahal susah payah nulisnya, bukan begito?😚

Kebermulaan suka nulis puisi itu sejak masa putih biru, walaupun masih ada bubuk-bubuk cintanya, tapi nulis puisi jadi rutin dilakukan sampai duduk di bangku SMA dan sampai saat ini, jujur saja waktu yang paling mudah untuk mengabadikan kata-kata itu menurutku saat sedang jatuh cinta dan saat patah hati, karena si objek langsung terkepung dalam deretan kata-kata, tidak berdaya😏 Singkat cerita catatan itu kutuliskan dalam binder, tapi sayangnya binderku hilang pada saat pindah kossan, melas! Tapi semenjak ada ruang catatan di ponselku, itu jadi alternatif lain untuk menulis, mengingat sekarang sudah modern dan serba digital, jadi kuputuskan untuk tetap menulis walau tidak dituliskan. Iyadah. BAIK, Netizen, maaf prolognya kepanjangan. 

PATAH PERNAH, nama instagram yang membuat lomba cipta puisi, jadi bukan hanya akun tersebut saja teman-teman, tapi banyak yang lainnya. ini berawal dari mention teman guruku, disekolah yang sudah lama aku tinggalkan, jujur saja tidak seniat orang-orang yang lainnya, puisi yang saya ikut sertakan juga hanya catatan usang dalam ponselku, yang kembali di perbaiki karena berkaitan dengan tema pada lomba tersebut, tidak terpikir untuk menjadi salah satu yang terpilih diantara ribuan peserta, diniatkan hanya untuk berpartisipasi, jika lolos itu bonus, netizen tlg jangan hujat saya ya 😰
Setelah follow dan ikuti aturan mainnya, yaudah gitu aja, sampai tiba tanggal terakhir pendaftaran baru inget kalo saya niat untuk mengikuti lomba cipta puisi. Puisi itu ditulis sejak masa S-1ku berakhir, jikalau ditanya apasih maknanya? Mohon Maaf saya juga gatau 😐 tiba-tiba kata-kata itu menari-nari dengan sendirinya dipikiranku dan tertuang pada catatan diponselku. 

SENDING~ babarblas tidak pernah cek email, ternyata di balas oleh pantia lomba cipta puisi dan baru sadar setelah kirim puisi, sesibuk itukah, Win? engga sih, B aja. HEHEHE
Sampai tiba saatnya pengumuman, itu tau pengumuman juga karena rame aja di beranda instagram, sambil bergumam dalam hati, NDAK AKAN LOLOS, maaf pesimis, karena tidak PD babarblas hehe
Tapi ternyata saya termasuk di dalamnya walaupun bukan yang pertama, tapi ini keisengan yang boleh juga HOHOHO...

Jadi,teman-teman kesukaan yang diawali iseng-iseng ini terkadang harus diseriuskan agar tidak terjadi Gusar, seperti judul puisiku hehe. Menulislah agar kau abadi dalam kata-kata (Perkataan seorang sastrawan yang akan selalu melekat dalam-dalam di pikiran saya), semoga teman-teman yang katanya tidak punya keahlian merangkai kata-kata, yang katanya tidak puitis, semua tidak akan ada apabila tidak dituliskan, maka dari itu menulislah, dan berpuisilah~
Tulisan ini kenapa di post di bloog agar teman-teman termotivasi untuk mulai nulis, apapun itu yang penting -MAU NULIS-. Oia, BTW, puisi yang lolos cetak ada blog ini juga ya. Sila dinikmati. 

Sisanya akan saya share akun yang membuat lomba cipta puisi, agar teman-teman punya bayangan apabila ada niatan untuk kirim tulisan ke media. Semangat terus ya!
Dibawah ini teman-teman bisa cek langsung, akun Instagram lomba Cipta puisi -PATAH PERNAH- yang saya ikut, dan biasanya disana update terus perihal lomba cipta puisi dengan tema yang berbeda-beda. Semoga bisa menambah kesibukan tema-teman ya, kesibukan menulis maksudnya hehe Terima kasih, sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak, asal jangan tinggalkan aku😂😛


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai dari empati.

Mengulas, Si manis bergigi emas.

Pendidikan Era Digital