Apa tuh bahasa prokem?
Pengaruh bahasa prokem terhadap perkembangan Bahasa Indonesia
♥Bahasa
Bahasa
secara luas merupakan suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipakai
oleh manusia untuk tujuan komunikasi. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita juga
tidak terlepas dengan yang namanya komunikasi karena itu merupakan suatu bentuk
interaksi kita terhadap lingkungan sosial. Agar didalam komunikasi tersebut
tidak terjadi ambiguitas kita membutuhkan penggunaan bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan tatanan bahasa Indonesia yang baku.
Seiring
dengan perkembangan zaman, bahasa pun mengalami perkembangan yakni dengan
adanya pengaruh bahasa prokem terhadap perkembangan bahasa Indonesia .
Penggunaan bahasa prokem tersebut oleh masyarakat luas dapat menimbulkan dampak
yang negatif yakni berkurangnya perbendaharaan bahasa Indonesia yang baku.
APA SIH BAHASA PROKEM, ITU ?
Bahasa prokem, bahasa gaul,
atau bahasa slang Indonesia adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar
yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh
ragam yang disebut sebagai bahasa gaul,
seiring berjalannya waktu bahasa prokem yang berasal dari Jakarta mulai
menyebar ke daerah lain di seluruh Indonesia. Sebagian besar kosakata dari
bahasa ini tidak ditemukan di dalam KBBI. Bahasa prokem
ditandai oleh kata-kata bahasa Indonesia atau kata dialek Betawi yang dipotong
dua fonemnya yang
paling akhir kemudian disisipi bentuk -ok- di depan fonem
terakhir yang tersisa. Misalnya, kata bapak dipotong
menjadi bap, kemudian disisipi -ok- menjadi bokap.
Diperkirakan ragam ini berasal dari bahasa khusus yang digunakan oleh para
narapidana. Seperti bahasa gaul, sintaksis dan morfologi ragam ini memanfaatkan
sintaksis dan morfologi bahasa Indonesia dan dialek Betawi.
Bahasa
prokem Indonesia atau bahasa gaul adalah bahasa
prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain
kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa prokem yang berkembang di
Indonesia lebih dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami
penyimpangan/pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang
menetap di Jakarta.
Kata prokem
sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan
oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar
kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang
kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari
kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem,
penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah)
memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya, bahasa ini untuk memberkan
kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga
menggunakan sejenis ini).
Contoh yang
sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu.
Perubahan kata ini menggunakan rumusan penggantian fonem, yaitu huruf M diganti
dengan huruf D, sedangkan huruf T diubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama
sekali tidak mengalami perubahan. Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf
pada aksara Jawa yang dibalik dengan melompati satu baris untuk masing-masing
huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Belakangan
ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi
bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan
anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal
yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan
homoseksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak
ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosakata yang digunakan dalam
komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada
tahun 1999.
Sejarah Bahasa Prokem
Awal mula bahasa prokem
dapat ditelusuri hingga paruh kedua dasawarsa 1950-an yang banyak dituturkan di
kalangan bramacorah, preman dan anak jalanan.
Pada dasawarsa berikutnya, bahasa prokem mulai populer di kalangan pemuda kota.
Puncaknya terjadi pada tahun 1970-an ketika Teguh Esha,
seorang pengarang dan wartawan, menerbitkan novelnya Ali Topan
Detektip Partikelir yang digandrungi kalangan muda waktu
itu. Dalam novel tersebut, Teguh Esha melampirkan senarai kosakata bahasa
prokem.[1]
Saat ini, bahasa prokem telah banyak melebur
dan menjadi umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam
pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer seperti TV,
radio, dunia perfilman nasional. Seringkali pula ia digunakan dalam bentuk
pengumuman-pengumuman yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah
remaja populer. Karena jamaknya, kadang-kadang dapat disimpulkan bahasa prokem
adalah bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang
dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal. Karenanya, kita
akan merasa "aneh" untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang
lain menggunakan bahasa Indonesia formal. Bahasa prokem senantiasa berkembang.
Banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno atau usang karena kecenderungan dan
perkembangan zaman.
♥Distribusi
Geografis
Bahasa prokem umumnya digunakan di lingkungan
perkotaan. Terdapat cukup banyak variasi dan perbedaan dari bahasa prokem
bergantung pada kota tempat seseorang tinggal, utamanya dipengaruhi oleh bahasa
daerah yang berbeda dari etnis-etnis yang menjadi penduduk mayoritas dalam kota
tersebut. Sebagai contoh, di Bandung, Jawa Barat, perbendaharaan kata dalam
bahasa prokemnya banyak mengandung kosakata-kosakata yang berasal dari bahasa
Sunda.
♥Pengucapan
Cara pengucapan bahasa gaul dilafalkan secara
sama seperti halnya bahasa
Indonesia. Kosakata-kosakata
yang meminjam dari bahasa lain seperti bahasa Inggris ataupun Belanda
diterjemahkan pengucapannya, contohnya, please ditulis sebagai plis, dan married sebagai merit.
♥Tata Bahasa
Struktur dan tata bahasa dari bahasa prokem tidak
terlalu jauh berbeda dari bahasa formalnya (bahasa Indonesia). Dalam banyak kasus,
kosakata yang dimilikinya hanya merupakan singkatan dari bahasa formalnya.
Perbedaan utama antara bahasa formal dengan bahasa prokem ada dalam
perbendaharaan kata.
Banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung saat
mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli karena bahasa yang mereka
pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan
bahasa daerahnya masing-masing atau juga menggunakan bahasa prokem.
Contoh Bahasa Prokem :
Bahasa Indonesia
|
Bahasa prokem (informal)
|
Aku, saya
|
Gue, gua (ditulis pula gw)
|
Kamu
|
Lu, lo, loe (ditulis pula lw)
|
Penatlah!
|
Capek deh!
|
Benarkah?
|
Emangnya bener?, Beneran?, Ciyus?
|
Tidak
|
Enggak, Nggak, Gk ,Gak, Ga
|
Tidak peduli
|
Emang gue pikirin! (singkatnya EGP), Peduli amat!, Bodo amat!
|
Norak/Udik
|
Kamseupay
|
Astaga
|
Anjir, Anjay, Anjoy, Anjrit, Njir
|
Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas
bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak
sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap
perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai
berikut:
✨Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul.
✨Menurunnya Derajat
Bahasa Indonesia.
Solusi
Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan pengguanaan bahasa Indonesia
antaralain :
Menyadarkan dan memotivasi
✨Untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Membutuhkan suatu upaya pembiasaan
✨Dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan
setiap saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah.
Semoga banyak manfaat untuk pembaca setiaku, sekian dan terima kasih👄
Sumber :
Sangat bermanfaat buuu. Mantap
BalasHapus