Ramadhan dengan yang Halal

Hai, semuanya. Bulan Ramadhan bakalan datang lagi nih. Bagaimana persiapan kalian untuk menyambut bulan berkah yang datangnya hanya setahun sekali ini? Pasti sudah pada sibuk ngelist makanan-makanan apa saja yang akan dijadikan sebagai menu buka puasa atau sahur nantinya. Tapi, perlu diingat nih, sewaktu puasa nanti jangan lupa untuk tetap menjaga makanan kita ya. Tetaplah makan makanan yang sehat, bergizi, dan pastinya makanan itu termasuk makanan halal. Makanan halal itu adalah makanan yang bersumber dari hewan atau tumbuhan yang baik dikonsumsi menurut kesehatan dan agama. Mau lebih detailnya, yuk disimak!
Halalan Thoyiban
Islam adalah agama yang sempurna, agama yang sangat memperhatikan semua urusan terkait umatnya baik di dunia maupun di akherat termasuk urusan makanan yang halal. Perintah puasa Ramadhan disampaikan oleh Allah SWT lewat firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 183. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagiamana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Ibn Abbas mendefinisikan takwa sebagai “takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepada-Nya”.
Musa bin A’yun berkata: Orang-orang yang bertakwa membersihkan diri dari hal-hal yang halal karena takut jatuh pada hal-hal yang haram maka Allah menyebut mereka muttaqin. Halal dan Haram bukan hanya menyangkut perbuatan, termasuk di dalamnya adalah produk yang di konsumsi oleh muslim baik itu berupa barang maupun jasa. Islam selalu mengajarkan kepada kaum muslim agar memilih dan mengkonsumsi makanan halal dan menjauhi makanan yang haram. Hal ini menunjukkan bahwa setiap muslim harus memahami dan melaksanakan perintah Allah, terutama untuk mengkonsumsi makanan yang halal.
Perintah untuk mengkonsumsi makanan halal sama pentingnya dengan perintah-perintah Allah yang lainnya, seperti: perintah menjauhi perbuatan jahat, mencuri, menipu, bohong, zina, dan lainnya. Halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh Allah SWT, sedangkan Haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Seorang muslim yang taat wajib mengetahui makanan apa saja yang dilarang dan yang diperbolehkan oleh Allah, jika kita tidak memahami mana yang halal dan haram maka kita bisa menjadi muslim yang tersesat dari petunjukNya, dan tidak selamat di dunia dan akherat.
Allah memerintahkan untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, seperti disebutkan dalam firmannya, “wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah mengikuti langkah setan, karena sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”. (Al Baqarah [2]: 168).
Allah melarang mengkonsumsi makanan yang haram tentu ada tujuannya, yakni menguji ketaatan hambanNya. Allah juga mengancam orang yang makan makanan haram tidak masuk surga. Apalagi muslim yang menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, ini adalah dosa besar.
Disamping itu tentu ada hikmah yang bisa kita ambil, yakni dengan mengkonsumsi makanan halal dan baik akan membuat tubuh dan hati kita menjadi sehat. Makanan menjadi penting untuk dibahas karena ia adalah kebutuhan pokok manusia. Tidak akan hidup seorang manusia tanpa melakukan aktivitas konsumsi makanan. Setiap makanan yang dimakan oleh manusia memberikan energi yang kemudian digunakan untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari.
Sayangnya, apakah saat ini makanan yang kita konsumsi sudah sesuai dengan ketentuan Islam alias halal?
Kamu adalah apa yang kamu makan” , pepatah ini bila dipikir secara logika benar adanya. Karena makanan akan mempengaruhi seseorang baik dari segi fisik maupun mental.
Lalu, apa yang dimaksud makanan halal dalam Islam?
Makanan Halal dan Landasannya
Secara sederhana, makanan halal adalah makanan yang dapat dikonsumsi oleh manusia yang dibenarkan oleh syariat Islam, sehingga makanan yang diharamkan oleh Islam tidak boleh dikonsumsi oleh manusia.
Bila mengacu pada definisi oleh Departmen Agama, makanan halal adalah suatu barang yang dimaksudkan untuk  dimakan atau diminum manusia dan serta bahan yang digunakannya adalah halal.
Landasan terkait makanan halal terdapat pada Q.S. Al-Maidah ayat 88 yang artinya, “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rezekikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada Nya.”
Kriteria Makanan Halal
Sebuah makanan tergolong dalam makanan halal bila ia memenuhi beberapa kriteria. Tentunya kriteria tersebut dilandaskan pada Qur’an dan Sunnah. Lalu, apa saja kriteria makanan yang tergolong halal?
PertamaHalal Li Zatihi atau Halal dari sisi zat, yaitu sebuah makanan dan minuman tergolong halal apabila ia merupakan makanan yang bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang tidak diharamkan dalam Islam. Maka dalam hal ini seperti Babi, Alkohol, dan segala makanan lainnya yang diharamkan tidak akan masuk pada kriteria ini.
Kedua, Cara memperolehnya halal, yaitu proses untuk mendapatkan makanan tersebut tidak boleh melalui proses yang diharamkan dalam Islam seperti mencuri, menipu dan sebagainya. Meskipun makanan tersebut secara zat tergolong halal namun apabila ia berasal dari hasil mencuri atau menipu maka makanan tersebut tidak masuk kategori ini.
Ketiga, Cara memprosesnya halal, yaitu cara menuju makanan itu menjadi siap makan haruslah melalui proses yang halal. Seperti ketika melakukan penyembelihan harus mengucapkan bismilah atau tidak menambahkan apapun yang berbahaya seperti bahan pewarna tekstil dan sebagainya.
Keempat, Cara menyajikan, mengantarkan, serta menyimpan harus hala. Maksudnya adalah bahwa makanan tersebut meskipun dari segi zat, cara memperoleh dan memprosesnya sudah dilakukan secara benar sesuai syariat Islam tapi ketika ia disajikan dengan cara yang salah maka tetap tidak tergolong makanan halal. Seperti disajikan ke piring yang terbuat dari emas atau disimpan di tempat yang berbahaya bila kemudian akan dikonsumsi.
Kelima, Cara menyajikan, mengantarkan, serta menyimpan harus hala. Maksudnya adalah bahwa makanan tersebut meskipun dari segi zat, cara memperoleh dan memprosesnya sudah dilakukan secara benar sesuai syariat Islam tapi ketika ia disajikan dengan cara yang salah maka tetap tidak tergolong makanan halal. Seperti disajikan ke piring yang terbuat dari emas atau disimpan di tempat yang berbahaya bila kemudian akan dikonsumsi.
Jadi, tidak semua makanan halal akan selamanya halal, makanan yang halal mampu menjadi makanan yang haram jika tidak memenuhi kategori yang telah ada. Makanan yang dimakan haruslah diketahui bahan dasarnya, cara pembuatannya, dan cara penyajiannya. Agar kita sebagai konsumen mampu memilih makanan itu halal untuk dikonsumsi atau malah menjadi makanan yang haram untuk dikonsumsi. Di bulan Ramadhan ini, kita sebagai umat Islam harus semakin meningkatkan kewaspadaan kita terhadap makanan yang akan dikonsumsi karena bisa saja kita lengah. Walaupun saat berpuasa kita banyak menginginkan makanan yang bermacam-macam, kita juga harus melihat makanan itu dari sisi kesehatan dan kehalalannya, insyaAllah puasa kita akan menjadi puasa yang akan menambah pahala-pahala kita dan puasa kita akan diterima oleh Allah SWT jika kita mampu menahan hawa nafsu pada makanan yang berlebihan dan tettap bisa menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh kita.
Sumber : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai dari empati.

Mengulas, Si manis bergigi emas.

Pendidikan Era Digital