Memulai dari empati.

Banyak orang yang merasa bahwa dirinya sudah cukup empati pada orang lain, namun mungkin saja yang ia lakukan hanyalah sebatas pada simpati. Berempati bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Sebagian orang tidak bisa berempati karena tidak terbiasa berlaku seperti ini semenjak kecil. Sebagian lainnya enggan berempati karena takut dianggap “sok peduli” pada orang lain. Selain itu ada pula orang yang malas berempati karena memiliki pengalaman buruk ketika berempati pada orang lain, entah karena sikapnya disalah artikan atau justru sikap baiknya ini jadi dimanfaatkan oleh orang lain.  

Terlepas dari semua alasan tersebut, empati adalah sebuah tindakan yang baik. Sikap empati sangat diperlukan supaya kita bisa bertindak tanpa menyakiti orang lain. Dengan kata lain, empati adalah sikap yang sangat penting untuk menjalin relasi dengan orang lain. Empati untuk menjalin relasi perlu dilakukan, namun bukan berarti kita memiliki sikap empati berlebihan. Empati berlebihan berpotensi membuat orang lain merasa jika sikap yang kita tunjukkan tidak tulus. Membangun empati untuk menjalin relasi selain membutuhkan ketulusan juga membutuhkan cara yang tepat sehingga sikap empati kita dapat diterima dengan tepat oleh orang lain.  
Untuk bisa membahas empati lebih jauh, kita harus mengetahui arti kata empati terlebih dahulu. Empati berasal dari Bahasa Yunani empátheia yang memiliki arti ketertarikan fisik. Empati adalah sikap yang kompleks karena empati merupakan kemampuan manusia untuk merasakan keadaan emosional orang lain. 

Secara umum, arti kata empati dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami orang lain dengan memposisikan diri sebagai orang lain tersebut. Dengan kata lain, empati berarti kemampuan manusia untuk bisa merespon keinginan orang lain yang tidak terucap secara lisan. Arti kata empati ini berbeda dengan pengertian simpati. Jika simpati lebih menitik beratkan pada perilaku yang “menurut kita baik”, maka empati adalah sikap yang “orang lain ingin kita lakukan”. Perbedaan arti antara empati dan simpati ini juga akan memengaruhi perbedaan tindakan yang akan kita ambil. Jika simpati biasanya hanya berhenti pada rasa iba, maka empati akan berlanjut pada tindakan membantu. 

Membangun Empati
Dalam dunia pendidikan, kita menghadapi konsep unik dari empati dan mendefinisikan kembali empati menjadi keterampilan yang harus dikuasai dalam menghadapi abad ke-21. Meskipun empati seringkali dipandang sebagai atribut dalam kepribadian seseorang, sebenarnya empati adalah sebuah keterampilan dan sebaiknya diajarkan kepada siswa.

Daniel Goleman yang mencetuskan istilah “Kecerdasan Emosional”, mengidentifikasi tiga jenis empati, dan menjelaskan bagaimana ketiganya mempengaruhi tingkat kematangan interpersonal. Ia memulainya dengan Empati Kognitif, yang berasal dari upaya untuk memahami sudut pandang orang lain. Selanjutnya yakni Empati Sosial, kemampuan untuk mengaitkan perasaan orang lain atau memahami bagaimana perasaan orang lain. Daniel mengatakan kemampuan Empati terhadap Keprihatinan adalah yang terpenting. Ketiga bentuk empati tersebut membangun keterampilan interpersonal yang baik dengan meningkatkan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Untuk mengajarkan keterampilan empati, kita mengajarkan pebelajar untuk bertindak secara sensitif kepada orang lain, itulah komponen utama dalam mengembangkan kecerdasan sosial.

Sikap empati merupakan kunci agar seseorang dapat menjadi anggota komunitas yang bertanggung jawab dan peduli. Misalnya, seorang anak yang menunjukkan sikap empati lebih kecil kemungkinannya untuk membully anak lain. Sikap empati juga dapat menjadi arah kesuksesan akademis dan karir, karena sikap empati dapat membantu memahami dan bekerjasama dengan orang lain. 

Peranan Sekolah/Institusi
Seseorang cenderung lebih merasa empati terhadap orang lain yang dekat dengan kita atau dalam lingkup yang cukup dekat. Oleh karena itu, tidak cukup di lingkungan komunitas sekolah/institusi saja, orang dewasa dapat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang – mereka yang memiliki latar belakang dan kepercayaan berbeda. Hal tersebut dapat membantu pebelajar untuk membuka mata dan telinganya untuk orang lain, termasuk mereka yang terkadang dianggap tidak kasatmata. 

Peranan penting lainnya adalah mendorong pebelajar untuk melakukan tindakan empatik. Seringkali kita beranggapan bahwa anak-anak akan secara otomatis tahu apa yang harus dilakukan saat mereka merasa peduli terhadap orang lain, kemudian langsung melakukan suatu hal. Namun kita terkadang terjerumus dalam jurang empati-bertindak, ketika kita merasakan empati terhadap orang lain, tapi tidak tahu harus melakukan apa untuk membantu mereka. Guru/dosen dapat membantu anak-anak untuk melalui jurang ini dengan memberikan contoh dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan, baik itu membela rekannya yang dicela, membantu memecahkan masalah, atau sesederhana mendengarkan seseorang yang sedang ada masalah.

Langkah penting bagi sekolah

Memberikan contoh empati

⧪Saat guru merasa kesal kepada pebelajar, berhenti sejenak, tarik nafas dalam-dalam dan coba lihat situasi dari sudut pandang mereka sebelum merespon.
⧪Ketika seorang pebelajar kesal, coba bayangkan perasaan mereka atau cari alasan dari sikap mereka sebelum mengarahkan kembali sikap mereka.
⧪Waspadai isyarat non-verbal siswa dan berikan tindak lanjutnya. Misalnya, jika seorang siswa merosot di kursinya dan terlihat menarik diri atau marah, katakan sesuatu seperti “Saya perhatikan kamu lebih diam dari biasanya, apa ada yang membuatmu kesal?” dan tidak menegur dengan kasar.
⧪Meminta masukan dari siswa ketika memungkinkan (misalnya saat membuat peraturan kelas, atau mengumpulkan ide untuk tugas kelompok) – dan benar-benar dengarkan. Cari kesempatan untuk memberikan umpan balik dan menanggapi kebutuhan mereka.

Ajarkan tentang apa itu empati, dan mengapa empati itu penting

⧪Jelaskan dengan baik bahwa empati adalah memahami dan peduli terhadap perasaan orang lain dan bertindak untuk membantunya. Jelaskan bagaimana empati dapat memperbaiki keadaan kelas dan komunitas sekolah
⧪Tekankan pentingnya memperhatikan dan memiliki empati terhadap orang-orang diluar lingkungan main, termasuk mereka yang berbeda.
⧪Berikan contoh bagaimana bertindak atas rasa empati, seperti membantu, berbuat baik, atau sesederhana mendengarkan orang lain dengan baik.

Berlatih

⧪Buat kesempatan untuk berlatih dalam melihat sudut pandang orang lain dan membayangkan apa yang orang lain pikirkan. Bermain peran, membaca dan berdiskusi tentang buku, gunakan studi kasus “apa yang akan kamu lakukan, jika…..”
⧪Sebutkan penghalang sikap empati, seperti stereotip, stres, atau ketakutan akan konsekuensi sosial ketika menolong teman yang tidak terkenal. Bagikan strategi khusus untuk menghadapi situasi tersebut. Misalnya, dorong pebelajar untuk memberikan support kepada temannya yang dibully secara diam-diam.
⧪Bangun keterampilan emosional dan sosial, seperti mengendalikan amarah dan kekecewaan dan menyelesaikan konflik. Gunakan program berbasis bukti sosial dan pembelajaran emosional untuk mengajarkan kebiasaan tertentu untuk menenangkan diri dan menyelesaikan permasalahan yang muncul. Gunakan nasihat dan konseling bimbingan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan etika mereka.

Aspek Empati
Sebagai sebuah sikap yang kompleks, proses pembentukan empati melewati berbagai aspek yang akan berbeda pada tiap individu. Setidaknya terdapat dua aspek yang berpengaruh pada proses penciptaan empati. Kedua aspek tersebut adalah empati kognitif dan empati afektif. 

1. Empati Kognitif
Empati kognitif merupakan sikap empati yang muncul atas dasar pemikiran seseorang. Seorang individu biasanya mempelajari sebuah pola yang terjadi ketika orang lain merasa sedih, senang, ataupun marah melalui reaksi yang ditunjukkan melalui ekspresi dan body language. Proses ini terjadi bukan karena seorang individu bisa merasakan apa yang tengah dirasakan oleh orang lain di sekitarnya, namun murni karena pengetahuannya atas reaksi orang lain. Selain pengetahuan yang didapatkan melalui pengalaman, empati kognitif dapat terjadi karena adanya persepsi yang diberikannya terhadap situasi tersebut.  

2. Empati Afektif
Empati afektif merupakan sikap empati yang muncul atas dasar emosi atau perasaan seseorang. Empati afektif dapat terjadi secara langsung maupun didapatkan sebagai hasil dari empati kognitif. Sebagai hasil dari empati kognitif, empati afektif muncul sebagai respon yang lebih mendalam. Sementara itu, empati afektif juga dapat muncul secara langsung melalui penularan emosi. Penularan emosi ini dapat terjadi melalu verbal (kata-kata), pra-verbal, dan isyarat non verbal. Meskipun begitu, empati afektif memiliki proses yang jauh lebih rumit. Hal-hal dalam diri seorang individu seperti sifat sombong dan cuek dapat menghalangi munculnya empati afektif meskipun ia dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh orang lain melalui kemampuan kognitifnya. 

Bagaimana Mewujudkan Sekolah Sebagai Mikrokosmos Kebinekaan ...

Manfaat empati bagi manusia

Empati tidak hanya sekedar ada dan berfungsi untuk bisa memahami emosi orang lain, karena terdapat manfaat empati untuk manusia, seperti:

⧪Membangun relasi dengan orang lain
Manfaat empati yang paling utama adalah untuk membangun relasi sosial dengan orang lain. Dengan memahami dan mengerti pemikiran serta perasaan orang lain, Anda bisa berinteraksi dan meresponi orang lain secara tepat.

⧪Orang lain akan merasa dapat dimengerti oleh Anda dan dengan sendirinya akan menjadi lebih nyaman dan dekat dengan Anda.

⧪Memunculkan perilaku tolong-menolong
Perasaan empati adalah suatu emosi yang bisa memunculkan perilaku tolong-menolong. Ketika Anda bisa berempati terhadap orang lain, Anda akan lebih mungkin untuk bisa melakukan perilaku prososial berupa menolong orang lain.

⧪Membentuk moral
Salah satu manfaat empati adalah membentuk moral Anda. Empati membantu Anda untuk mengidentifikasi apa perilaku yang sesuai untuk dilakukan dan mengarahkan serta membentuk nilai-nilai moral yang dianut.

⧪Membantu mengatur emosi
Fakta yang unik, bila Anda bisa berempati dengan orang lain, Anda akan lebih mudah untuk mengatur emosi Anda sendiri. Kemampuan untuk mengatur emosi penting untuk bisa membantu Anda mengenali dan memahami emosi yang Anda rasakan, seperti mengendalikan tingkat stres agar tidak membuat Anda kewalahan.

Empati juga membantu Anda untuk bisa mengkomunikasikan emosi dan pemikiran Anda dengan cara yang sehat.

Sisi lain dari manfaat empati

Manfaat empati bagi manusia memang diperlukan dalam keseharian, tetapi di balik manfaat empati, empati yang berlebih dapat menimbulkan beberapa kerugian pada Anda, seperti:

⧪Menelantarkan kehidupan
Rasa empati yang berlebih dapat membuat Anda mengorbankan banyak hal, termasuk hidup dan keuangan Anda. Anda bisa memberikan uang simpanan Anda kepada orang lain dan menelantarkan keluarga dan kehidupan Anda.

⧪Menimbulkan rasa lelah
Empati berlebih juga dapat menimbulkan rasa lelah secara fisik dan mental karena terlalu merasakan dan memikirkan kesedihan, kemarahan, dan emosi negatif yang dialami oleh orang lain.

⧪Mencurigai orang lain
Empati berlebih membuat Anda bisa salah mempersepsikan apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain. Anda bisa saja mencurigai orang lain secara salah karena merasa mengetahui perasaan dan pemikiran orang tersebut.

Saat ini sudah banyak sekolah/institusi yang menyadari pentingnya peranan empati dalam penguasaan keterampilan di dunia kerja dan konsep-konsep yang berkaitan dengan empati semakin terintegrasi dan menjadi standar-standar baru. Bahkan di beberapa negara, kata “perspektif” sudah menjadi standar di beberapa mata pelajaran. Dalam membimbing pebelajar untuk melihat perspektif, sekolah/institusi membantu jalur untuk berlatih empati.

Sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulas, Si manis bergigi emas.

Apa tuh bahasa prokem?