Feminisme dalam Tarian Bumi



Resensi Novel Tarian Bumi
Judul         : Tarian Bumi
Pengarang : Oka Rusmini 
Penerbit     : PT. Gramedia Pustaka Utama 
Tahun Terbit : 2013 
Cetakan Ke- : 2
Jumlah Halaman : 182 Halaman
Jenis Buku : Novel 

Tentang Penulis :


Oka Rusmini lahir di Jakarta, 11 Juli 1967. saat ini tinggal di Denpasar, Bali. Ia menulis puisi, novel, dan cerita pendek. Beberapa cerita pendeknya pernah mendapat penghargaan “Putu Menolong Tuhan” terpilih sebagai cerpen terbaik Majalah femina tahun 1994. Oka Rusmini menerima penghargaan puisi terbaik dari Jurnal puisi. Dan pada 2003 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Indonesia memilihnya sebagai penerima penghargaan penulisan Karya Sastra atas Novel Tarian Bumi.

Sinopsis Novel :
Tarian Bumi - @okarusmini .
Memilih satu kata untuk mewakili novel ini : perempuan.

Selain cinta, tema perempuan dalam sebuah karya sastra tak pernah habis utk diangkat. Ditambah sisipan budaya. Dispesifikkan Bali. Lengkap.

Sudah sejak lama, tema perempuan, budaya lokal Bali, terutama menyangkut perbedaan kasta, berdampak nyata pd perkembangan masyarakat dan peradabannya. Di antara yg menarik dikisahkan adl dinamisnya situasi pernikahan, di antara aturan-aturan adat dan budaya Bali.

Tarian Bumi adl buku pertama Oka Rusmini yg saya baca. Dan tampaknya, jadi pilihan tepat utk membaca karya2 beliau yg lain. Selama ini, sbg orang luar Bali, saya hanya sedikit tahu perihal aturan adat Bali. Ketika membaca buku ini, seolah Oka Rusmini adl kawan sekamar saya, dan sedang menceritakan ttg dirinya sendiri.

Buku ini mendobrak pakem. Bukan dlm konteks negatif, tapi lebih kepada ingin jujur bahwa situasi nyata yg sedang terjadi mmg demikian. Bali, sbg wilayah yg kuat ikatan kultur dan aturan adatnya, sungguh tidak mudah utk melepaskan diri jika dihadapkan pd situasi2 rumit. Bukan krn aturan itu tidak baik, krn tentu leluhur punya pertimbangan ketika menciptakan. Namun, kita telah berada di mana dunia pun telah sepakat bergerak ke arah anti diskriminasi, kesetaraan gender, menjunjung tinggi hak asasi manusia, maka kiranya aturan-aturan tsb bisa jadi sudah kurang relevan. Namun begitu, keterus-terangan menyebut tidak relevan pun belum tentu mendapat persetujuan.

Secara esensi pesan, buku ini bagus. Perlu dibaca oleh semua orang. Baik dari Bali, maupun luar Bali. Jadi salah satu buku kajian sastra Indonesia yg diajarkan di sekolah. Mengenai diksi dlm pendeskripsian yg mungkin sebagian menganggap vulgar, perlu kedewasaan berpikir bahwa itu pun sbg bentuk kejujuran.

Sbg catatan, perlu diperhatikan pembaca awam mungkin di awal2 pembacaan agak perlu menyesuaikan diri dg istilah dlm bahasa lokal, serta ketelitian pd setting waktu karena kadang terasa melompat dari satu fragmen ke fragmen lain.
.
.
#tarianbumi #okarusmini #sastraindonesia #bali #bukusastra #penulisindonesia #novelsastra #penulis #novelis #novelindonesia #bookflatlays #bookstagram #booktography

Bali adalah salah-satu pulau di Indonesia yang telah menasional dan mengglobal di seluruh penjuru dunia karena terkenal dengan pesona kebudayaan dan ritualnya yang terlihat eksotik. Namun kenyataannya Bali yang dari luar terlihat eksotik tersebut sebenarnya memaksa para masyarakatnya menahan air mata dan luka yang disimpan sendiri dan tak terlihat oleh kebanyakan orang.
Sebagai seorang perempuan keturunan Bali yang lahir dan tinggal lama di tanah kelahirannya, Oka Rusmini berhasil menyuguhkan ceritanya tentang ritual Bali yang jarang orang-orang ketahui secara mendetail. Novel yang berisi 182 halaman ini banyak menceritakan posisi kaum perempuan dalam kebudayaan Bali yang sebenarnya tak seindah yang orang duga, diantaranya konflik antar kasta Brahmana dan Sudra, dimana kasta Brahmana adalah kasta tertinggi di masyarakat Bali sedangkan Sudra adalah kasta terendah.
Tarian Bumi menceritakan tentang kehidupan perempuan Bali. Luh Sekar, perempuan penari cantik dari Sudra yang kemudian menikah dengan laki-laki Brahmana karena obesisnya mengubah hidup menjadi bangsawan. Perjuangan Luh Sekar menikah dengan seorang bangsawan Brahmana tidak mudah, ia akan melakukan apa saja. Luh Sekar menceritakan semuanya kepada Luh Kenten, Luh Kenten diam-diam menyukai Luh Sekar padahal mereka sama-sama perempuan. Luh Kenten akan merestui pernikahan Luh Sekar dengan Ida Bagus asalkan Luh Sekar bersedia tidur dengannya.
Keinginan Luh Sekar terwujud, ia dilamar Ida Bagus Ngurah Pidada. Luh Sekar berganti nama menjadi Jero Kenanga karena statusnya sebagai perempuan Sudra yang menikah dengan laki-laki Brahmana. Setelah menikah dengan Ida Bagus Ngurah Pidada ternyata hidupnya berubah secara drastis, Luh Sekar harus menuruti berbagai macam peraturan adat di kehidupan griya Brahmana yang berbeda jauh dari kehidupannya yang dulu. Kini Luh Sekar lebih tinggi derajatnya dari semua orang Sudra bahkan ibunya sendiri. Dari awal Ibu mertuanya tidak menyukai pernikahan Luh Sekar dengan Ida Bagus Ngurah Pidada. Terlebih lagi suami Luh Sekar yang suka main banyak perempuan. Bahkan kedua saudara Luh Sekar pun menjadi selingkuhannya. 
Luh Sekar melahirkan anak bernama Ida Ayu Telaga Pidada, dia ingin anaknya juga menikah dengan laki-laki Ida Bagus keturunan bangsawan Brahmana. Tetapi semuanya tak seperti yang diharapkan. Kisah hidup Ida Ayu Telaga Pidada penuh lika-liku, karena cintanya pada Wayan Sasmitha laki-laki dari Sudra maka dia harus meninggalkan pangkat  kebangsawanannya. Pernikahan Telaga dengan Wayan tidak mendapat restu dari orang tuanya. Mereka takut pernikahan seorang Ida Ayu dengan laki-laki Sudra menjadi contoh yang tidak baik oleh para Ida Ayu yang lain sehingga menjadi aib pada keluarga griya Brahmana. Namun pernikahan itu tetap dilaksanakan karena Telaga mengandung anak Wayan.
Namun pernikahan itu tidak berlangsung lama. Wayan ditemukan meninggal di studio lukisnya. Dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa Wayan mengidap penyakit jantung bawaan sejak kecil. Kematian putra satu-satunya mendorong Ibu Wayan meminta Telaga untuk melakukan upacara Patiwangi. Ibu Wayan meyakini sebelum Telaga melakukan upacara itu, selamanya ia akan menjadi pembawa malapetaka.
Upacara patiwangi adalah semacam upacara pamitan kepada leluhur di griya (tempat tinggal kasta Brahmana), karena ia tidak lagi menjadi bagian dari keluarga griya. Bukan sebuah upacara yang mudah. Karena upacara ini akan menurunkan harga diri keluarga griya dan menjatuhkan nama baik mereka. Dengan upara pamit ini akan menimbulkan masalah, karena Telaga akan dijadikan contoh dan dapat menyebabkan banyak Ida Ayu yang kawin dengan laki-laki sudra. Dan ini adalah aib bagi leluhur griya.
Novel Tarian Bumi, dengan mengambil budaya Bali sebagai latar, merupakan gugatan yang sangat keras terhadap kemapanan nilai-nilai lama yang tertutup dan angkuh. Perempuan-perempuan yang digambarkan oleh Oka Rusmini tidak hanya menjadi sebuah kritikan yang keras terhadap sistem patriarki, sistem yang selama ini merugikan kaum tersebut. Oka Rusmini bahkan menawarkan sebuah pemberontakan dengan sebuah pemikiran, bahwa perempuan tidaklah hanya untuk dipilih, tapi juga berhak untuk memilih.

Kajian Teori Feminisme

Feminisme merupakan paham yang memperjuangkan kaum perempuan sebagai manusia merdeka seutuhnya. Sehingga menyadarkan para perempuan tentang eksistensi pribadinya. Feminisme adalah suatu gerakan perempuan yang menuntut persamaan hak antara kaum laki-laki dan perempuan dalam dunia filsafat. Politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Novel Tarian Bumi, dengan mengambil budaya Bali sebagai latar, merupakan gugatan feminisme Oka Rusmini terhadap kemapanan nilai-nilai lama yang tertutup dan angkuh. Perempuan-perempuan yang digambarkan oleh Oka Rusmini tidak hanya menjadi sebuah kritikan yang keras terhadap sistem patriarki, sistem yang selama ini merugikan kaum tersebut. Oka Rusmini bahkan menawarkan sebuah pemberontakan dengan sebuah pemikiran, bahwa perempuan tidaklah hanya untuk dipilih, tapi juga berhak untuk memilih.
Oka Rusmini  melalui novelnya  ini  ingin memaparkan kondisi masyarakat  Bali    terutama kaum perempuan secara   terang-terangan, di  mana terdapat beberapa pertentangan adat. Pengarang ingin mengajak masyarakat untuk mencapai kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan tanpa memandang kelas-kelas sosial dalam novel ini. Perjuangan tokoh perempuan dalam mewujudkan feminisme dalam novel ini diharapkan dapat memberikan implikasi bahwa untuk mencapai kebahagiaan dalam   hidup   tidaklah   mudah, dibutuhkan   perjuangan   keras   dan   sikap   pantang menyerah. Feminisme dalam novel ini cerminan dari kemajuan pola pikir seorang perempuan yang mencoba berjuang untuk mempertahankan masa depan

Kelebihan Novel
Novel ini memikat bukan hanya dari segi gaya bahasa yang mengalir, padat, dan indah. Tetapi juga dari kisah yang diceritakan dalam novel ini, yaitu menceritakan tentang perjuangan wanita Bali mencapai kebahagiaan dan menghadapi realitas sosial budaya di sekelilingnya. Desain Cover menarik dan menggambarkan  dalam cerita novel. Cerita sangat menarik. Cerita lengkap dan logis.

Kekurangan Novel
Penggunaan bahasa Bali yang di gunakan dalam novel membuat pembaca sulit memahami apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Terlalu menggunakan bahasa yang cukup fulgar.

Sumber :
Novel Tarian Bumi cetakan ke-2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai dari empati.

Mengulas, Si manis bergigi emas.

Gusar